SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes <p><strong>SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional </strong> secara resmi yang dikelola oleh Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal review nasional, yang terbit 2 (dua) kali dalam setahun pada bulan <span style="text-decoration: underline;">Januari</span> dan <span style="text-decoration: underline;">Juli</span> dengan topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang Farmasi, Obat tradisional, teknologi kefarmasian, pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, serta disiplin ilmu kesehatan yang terkait erat. Jurnal ini memfokuskan pada tema meliputi Farmakognosi, Fitokimia, Farmasetika, Kimia Farmasi, Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas.</p> <p>SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional tersedia online dan akses terbuka, sehingga penulis dan peneliti dapat lebih mudah mengakses hasil penelitian yang telah dipublikasikan di SITAWA. Oleh karena itu, SITAWA juga terus mengundang penulis untuk berkontribusi artikel, terutama yang merupakan hasil penelitian yang bersifat Original.</p> en-US rahmayulis2011@gmail.com (Rahmayulis, M.Farm) akfar.imambonjol@gmail.com (Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi) Fri, 02 Aug 2024 11:07:26 +0700 OJS 3.3.0.11 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 DETERMINATION OF ANTIOXIDANT ACTIVITY OF SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertnes Voss) SKIN USING DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) METHOD AS ACTIVE INGREDIENT OF FACE MASK PRODUCT https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/92 <p><em> Based on the results of phytochemical tests, salak pondoh skin (Salacca zalacca Gaertnes Voss) contains alkaloid, flavonoid, and saponin compounds. Secondary metabolites such as alkaloids, flavonoids, and saponins show pharmacological effects as antioxidant compounds. Testing secondary metabolites in salak pondoh skin extract is the first step to using salak pondoh skin as an active component in face masks. This study aims to determine the antioxidant activity of salak pondoh skin extract using the DPPH </em>(<em>2,2-difenil-1-pikrilhidrazil</em>) <em> method and its application as an active ingredient in face mask formulations. Antioxidant activity test of salak skin ethanol extract using DPPH method by determining IC<sub>50</sub> value. From the test results, the IC<sub>50</sub> antioxidant activity was 51.498 mg/L. This means that salak skin has strong antioxidant activity to capture free radicals</em></p> Moh Rusdi Copyright (c) 2024 Moh Rusdi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/92 Wed, 31 Jul 2024 00:00:00 +0700 Uji Aktivitas Sitotoksik Daun Sirsak (Annona muricata L.) Berdasarkan Tempat Tumbuh https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/108 <p>Sirsak merupakan tumbuhan tropis yang dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Daun ini diketahui memiliki aktivitas sitotoksik. Daun sirsak mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, fenolik, flavonoid, steroid dan saponin. Lingkungan tempat tumbuh akan mempengaruhi kandungan metabolit sekunder pada tumbuhan yang nantinya akan berpengaruh kepada aktivitas yang dihasilkan. Pada penelitian ini sampel diambil di 2 daerah yang berbeda yaitu Bukittinggi mewakili sampel dari dataran tinggi dan Payabungan mewakili sampel dari dataran rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tempat tumbuh memengaruhi aktivitas sitotoksik. Metode penelitian yaitu sampel diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol destilasi. Aktivitas sitotoksik diukur dengan metode BSLT menggunakan larva udang <em>Artemia s</em><em>alina</em> Leach. Dari hasil penelitian diketahui aktivitas sitotoksik dengan nilai LC₅₀ untuk ekstrak daun sirsak Bukittinggi sebesar 29,51 ppm dan ekstrak daun sirsak Panyabungan sebesar 43,65 ppm. Kesimpulan bahwa ekstrak daun sirsak Bukittinggi (dataran tinggi) mempunyai nilai aktivitas sitotoksik yang lebih kuat dibandingkan ekstrak daun sirsak Panyabungan (dataran rendah).</p> Mega Yulia, Aulia Rahma Dona Copyright (c) 2024 Mega Yulia, Aulia Rahma Dona https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/108 Wed, 31 Jul 2024 00:00:00 +0700 UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN LIP BALM DARI EKSTRAK DAUN KALE (Brassica oleracea var. acephala) DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/98 <p>Kale merupakan salah satu jenis tanaman sayur daun dari famili Brassicaceae yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang cukup baik untuk dibudidayakan. Kale mengandung vitamin dan mineral yang tinggi serta rendah kalori. Tanaman kale memiliki senyawa antioksidan berupa quercetin, β- karoten, dan antosianin. Antioksidan&nbsp; di dalam&nbsp; daun&nbsp; kale&nbsp; dapat&nbsp; digunakan&nbsp; untuk&nbsp; melindungi&nbsp; bibir dari paparan polusi dan sinar matahari yang menyebabkan radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan aktivitas antioksidan dari daun kale (<em>Brassica oleracea var.Achepala</em>) dengan perbedaan konsentrasi yang telah diformulasikan menjadi sediaan lipbalm. Pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH pada panjang gelombang 514 nm, memperlihatkan aktivitas tertinggi ditunjukkan oleh sediaan lipbalm dengan konsentrasi ekstrak daun kale 5% yang memiliki nilai IC₅₀ 9,959 ppm. Sedangkan&nbsp; untuk&nbsp; lipbalm&nbsp; dengan&nbsp; konsentrasi&nbsp; 1%&nbsp; dan&nbsp; 3%&nbsp; masing-masing memiliki nilai IC₅₀ yaitu 18,93 ppm dan 16,66 ppm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua formulasi sediaan lipbalm dengan penambahan ekstrak daun kale ini dikategorikan memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat.</p> Linda Hevira, Nabila Putri Delvianti, Azimatur Rahmi Copyright (c) 2024 Linda Hevira, Nabila Putri Delvianti, Azimatur Rahmi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/98 Wed, 31 Jul 2024 00:00:00 +0700 DETERMINATION OF TOTAL PHENOL CONTENT IN METHANOL EXTRACT OF ROSEMARY (Rosmarinus officinalis L.) LEAVES BY DIGETION METHODS USING UV-VIS SPECTROFOTOMETRY METHODS https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/94 <p><em>The methanol extract of resemary leaves contains terpenoids, alkanoids, flavonoids, tannins, steroids, saponins and polyphenols. The aim of this research was to determine the total phenol of methanol extract of rosemary (Rosmarinus officinalis L.) by digestion method using the UV-Vis spectrophotometric method. In this study, methanol extract of rosemary leaves extracted using the digestion method was used as a sample and gallic acid as a standard. A standard solution of 200 ppm gallic acid was prepared to determine the operating time at 100 minutes and the maximum wavelength at 747 nm. Next, a comparison solution of gallic acid was made with a concentration range of 100, 125, 150, 175, 200 ppm and produced a linear regression equation, namely y = 0.0039× - 0.1146 with a correlation coefficient (r) of 0.9842. Determination of total phenol content was replicated 3 times and the absorption value was observed. The research results showed that the average total phenol content was 57.0317 mgGAE/g extract.</em><em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; </em></p> Mercyska Mercyska Suryandari, Risma Dwi Rahayu, Noor Syafika Rani Copyright (c) 2024 Mercyska Mercyska Suryandari, Risma Dwi Rahayu, Noor Syafika Rani https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/94 Wed, 31 Jul 2024 00:00:00 +0700 PENGARUH METODE PENGERINGAN TERHADAP EFEKTIVITAS SITOTOKSIK INFUSA DAUN TERONG TETER (Solanum erianthum D.Don) MENGGUNAKAN LARVA UDANG (Artemia salina Leach) https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/107 <p>Uji efektivitas sitotoksik infusa daun terong teter (<em>Solanum erianthum</em> D.Don) terhadap larva udang (<em>Artemia salina</em> Leach) dengan beberapa metode pengeringan yaitu pengeringan matahari langsung dan pengeringan oven pada suhu 45<sup>o</sup>C. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah pengaruh metoda pengeringan simplisia terhadap aktivitas sitotoksik daun terong teter. Dan hasil skrining yang didapat dari daun segar <em>Solanum erianthum </em>positif mengandung senyawa flavonoid, fenolik, dan saponin, untuk pengujian alkaloid saponin, steroid, dan terpenoid memberikan hasil negatif. Dari pengujian tersebut dapat diketahui bahwa hasil air rebusan simplisia daun terong teter dengan pemanasan matahari langsung memberikan hasil LC<sub>50</sub> sebesar 1,193% dan pengeringan oven suhu 45<sup>o</sup>C dengan LC<sub>50</sub> 1,318% dapat disimpulkan bahwa pengeringan matahari langsung lebih baik dari pada pengeringan oven pada suhu 45<sup>o</sup>C.</p> apt. Ariya Eka Kusuma, M.farm Ariya, Riki Ranova, Ali Usman Copyright (c) 2024 apt. Ariya Eka Kusuma, M.farm Ariya, Riki Ranova, Ali Usman https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/107 Wed, 31 Jul 2024 00:00:00 +0700 PHYTOCHEMICAL SCREENING OF ETHANOL EXTRACT 96% BLACK EAR MUSHROOM (Auricularia nigricans) BY SOXLETATION METHOD https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/95 <p><em>Black ear mushroom (<u>Auricularia</u> <u>nigricans</u>) contains useful compounds, traditionally used as medicinal ingredients and food sources. The purpose of this study was to determine the secondary metabolites are contained in the extract of black ear mushroom (<u>Auricularia</u> <u>nigricans</u>). The extraction method used in this study is soxletation method. The sample used is 200 g of black ear mushroom (<u>Auricularia</u> <u>nigricans</u>) was extracted using soxhletation method with 1 l ethanol 96 % solvent. The phytochemical screenings test uses standard reagent by observing color changes, sediment, and foam. The result of the study that the extract of black ear mushroom (<u>Auricularia</u> <u>nigricans</u>) showed a red color after being given Dragendorrf reagent, terpenoid reagent test, flavonoid reagent test, gave a green color change after being given phenolic and&nbsp; tannin reagent test, did not give a red color in the steroid reagent test and did not produce foam in the saponin test. The conclusion of the study that the extract of black ear mushroom (<u>Auricularia</u> <u>nigricans</u>) contained secondary metabolite compounds tannins, terpenoids, flavonoids, phenolics, and alkaloids.</em></p> Mercyska Mercyska Suryandari, Andika Andhika Dwi Aristyawan, Floreta Fiska Yuliarni, Nony Ari Anggraini Copyright (c) 2024 Mercyska Mercyska Suryandari, Andika Andhika Dwi Aristyawan, Floreta Fiska Yuliarni, Nony Ari Anggraini https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/95 Wed, 31 Jul 2024 00:00:00 +0700