SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes <p><strong>SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional </strong> secara resmi yang dikelola oleh Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal review nasional, yang terbit 2 (dua) kali dalam setahun pada bulan <span style="text-decoration: underline;">Januari</span> dan <span style="text-decoration: underline;">Juli</span> dengan topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang Farmasi, Obat tradisional, teknologi kefarmasian, pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, serta disiplin ilmu kesehatan yang terkait erat. Jurnal ini memfokuskan pada tema meliputi Farmakognosi, Fitokimia, Farmasetika, Kimia Farmasi, Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas.</p> <p>SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional tersedia online dan akses terbuka, sehingga penulis dan peneliti dapat lebih mudah mengakses hasil penelitian yang telah dipublikasikan di SITAWA. Oleh karena itu, SITAWA juga terus mengundang penulis untuk berkontribusi artikel, terutama yang merupakan hasil penelitian yang bersifat Original.</p> en-US rahmayulis2011@gmail.com (Rahmayulis, M.Farm) akfar.imambonjol@gmail.com (Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi) Thu, 31 Jul 2025 13:58:29 +0700 OJS 3.3.0.11 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Analisis Senyawa Bahan Kimia Obat Deksametason Jamu Pegal Linu “X” Dan “Y” Dengan Spektrofotometer Uv-Vis https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/152 <p>Jamu banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, menurut RISKESDAS 2018, 48% masyarakat Indonesia memanfaatkan produk jadi jamu salah satunya jamu pegal linu. Jamu pegal linu dikonsumsi untuk memberikan efek analgetik. Deksametason kerap dicampurkan secara ilegal dalam jamu pegal linu. Efek samping mengkonsumsi Deksametason jangka panjang berbahaya dan merugikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Deksametason dalam jamu pegal linu. Sampel yang digunakan yaitu merk jamu pegal linu yang diberi label X dan Y yang diproduksi di Sukoharjo. Metode yang digunakan yaitu analisa kualitatif warna dan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil analisa kualitatif warna dan Spektrofotometri UV-Vis menunjukkan hasil negatif. Baku Deksametason mendapatkan panjang gelombang 247 nm, sampel X rata-rata panjang gelombang maksimum 219 nm dan sampel Y adalah 220 nm. Hasil analisis kualitatif tidak menunjukkan adanya Deksametason sehingga tidak dilakukan analisis kuantitatif dengan Spektrofotometri UV-Vis. Berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa jamu X dan Y memenuhi persyaratan obat tradisional berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 25 Tahun 2023 Tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat&nbsp; Bahan Alam bahwa obat tradisional yang beredar tidak boleh mengandung bahan kimia obat.</p> Azzahro Ariffanisa, Alesia Wahyu Khairani, Cinta Aurelya Putri Santoso , Dewi Nurfitriyani, Jeni Afi Rahmawati Copyright (c) 2025 Azzahro Ariffanisa, Alesia Wahyu Khairani, Cinta Aurelya Putri Santoso , Dewi Nurfitriyani, Jeni Afi Rahmawati https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/152 Thu, 24 Jul 2025 00:00:00 +0700 Anti-Inflamatory Effect Of Aquadest Extract Of Mango Ginger Rhizome (Curcuma mangga Val) In Swiss Webster Mice (Mus musculus) https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/141 <p><em>This study aims to determine the effect of aqueous extract of Curcuma mangga Val. rhizome on the anti-inflammatory response in mice (Mus musculus). The study employs an experimental method with a completely randomized design (CRD) consisting of five treatment groups: a negative control (aqueous solution), a positive control (Sodium Diclofenac 0.13 mg/kgBW), and three doses of Curcuma mangga rhizome extract (7 mg/kgBW, 28 mg/kgBW, and 56 mg/kgBW). Each treatment was administered orally 15minutes before induction with 1 % of egg white. The mice's edema volume was measuredevery hour for six hours after inflammation induction using egg white. Data were analyzed using One-Way ANOVA and Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The One-Way ANOVA results indicated a significant effect of Curcuma mangga aqueous extract on the anti-inflammatory response, while the DMRT results showed that the 56 mg/kgBW dose had the most significant anti-inflammatory effect, with an edema inhibition percentage of 63%, closely approaching the effectiveness of Sodium Diclofenac at 62%.</em></p> Difa Damaryan, Masagus, Riyanto Copyright (c) 2025 Difa Damaryan, Masagus, Riyanto https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/141 Thu, 31 Jul 2025 00:00:00 +0700 Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Kitolod (Isotoma longiflora l.) Terhadap Kadar Malondialdehid Dan Gambaran Histopatologi Hati Pada Tikus Putih Jantan Hiperglikemia https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/161 <p>Hiperglikemia merupakan peningkatan glukosa dalam darah sehingga radikal bebas mengalami peningkatan yang dapat memicu peroksidasi lipid darah ditandai dengan peningkatan kadar malondialdehid (MDA) dan memberikan kerusakan pada organ hati yang disebabkan oleh deksametason yang digunakan sebagai penginduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kitolod (<em>Isotoma longiflora</em> L.) terhadap kadar MDA dan gambaran histopatologi organ hati pada tikus putih jantan hiperglikemia. Pada penelitian ini hewan percobaan dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, pembanding, dosis ekstrak 100 mg/kgBB, dosis ekstrak 200 mg/kgBB dan dosis ekstrak 400 mg/kgBB. Pengukuran kadar MDA menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan gambaran histopatologi menggunakan metode pewarnaan <em>Hematoksilin-Eosin</em> (HE). Nilai rata-rata kadar MDA kelompok kontrol negatif adalah 2,04±0,51 nmol/ml, kontrol positif adalah 3,51±0,59 nmol/ml, pembanding adalah 2,71±0,53 nmol/ml, kelompok dosis 100 mg/kgBB adalah 2,81±0,35 nmol/ml, kelompok dosis 200 mg/kgBB adalah 2,37±0,29 nmol/ml dan kelompok dosis 400 mg/kgBB adalah 2,16±0,31 nmol/ml. Hasil nilai rata-rata kadar MDA kelompok dosis 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB secara signifikan (p&lt;0,05) mendekati nilai rata-rata MDA kelompok kontrol negatif dan kelompok pembanding. Dan pada hasil pengamatan histopatologi hati dengan dosis 400 mg/kgBB terdapat perbaikan&nbsp; yang baik serta mendekati kontrol pembanding namun masih dibawah kontrol negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun kitolod dapat menurunkan kadar MDA dan perubahan organ hati yang baik pada tikus putih jantan hiperglikemia.</p> Ria afrianti, Lola Azyenela, Siti Triani , Riki Ranova Copyright (c) 2025 Ria afrianti, Lola Azyenela, Siti Triani , Riki Ranova https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/161 Thu, 31 Jul 2025 00:00:00 +0700 Efektivitas Minyak Atsiri Daun Torbangun (Plectranthus amboinicus L.) dalam Melawan Bakteri Streptococcus mutans https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/159 <p>Daun Torbangun merupakan tanaman yang mengandung berbagai zat aktif yang bermanfaat, seperti untuk merangsang ASI, melawan bakteri, dan mengurangi peradangan. Salah satu zat penting dalam daun ini adalah minyak atsiri, yang berperan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas minyak atsiri dari daun Torbangun melawan bakteri <em>Streptococcus mutans</em> dengan cara difusi cakram. Minyak atsiri diuji pada konsentrasi 1%, 2%, 4%, dan 8%. Untuk kontrol negatif digunakan DMSO, dan untuk kontrol positif digunakan obat tetes mata kloramfenikol 0,5%. Hasilnya menunjukkan bahwa minyak atsiri pada konsentrasi 8% mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan ukuran zona hambat rata-rata 13,15 mm. Oleh karena itu, dapat disimpulkan minyak atsiri daun Torbangun terbukti efektif melawan bakteri <em>Streptococcus mutans</em>.</p> Hilmarni, Andika Agus Satria, Dwi Mulyani Copyright (c) 2025 Hilmarni, Andika Agus Satria, Dwi Mulyani https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/159 Thu, 24 Jul 2025 00:00:00 +0700 Evaluasi Penyimpanan Obat Di Apotek K-24 Setiabudi Solo https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/153 <p>Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker yang telah berkembang dari <em>product oriented</em> menjadi <em>patient oriented</em>. Apotek memiliki fungsi pengelolaan sediaan farmasi terutama bagian penyimpanan. Penyimpanan di Apotek K-24 Setiabudi belum sesuai dengan FEFO sehingga ada obat kadaluarsa berdasarkan <em>stock opname </em>tahun 2024. Penyimpanan obat prekursor dan LASA masih berdekatan yang dapat berdampak terhadap keselamatan pasien yaitu pemberian obat yang tidak tepat. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penyimpanan obat pada Apotek K-24 Setiabudi Solo dengan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun 2021 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Klinik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional. Penelitian dilakukan pada tempat penyimpanan obat baik gudang maupun etalase display obat di Apotek K-24 Setiabudi Solo menggunakan lembar <em>checklist</em> pada semua bentuk sediaan dan semua golongan obat untuk mengetahui kesesuian penyimpanan dengan standar. Hasil <em>checklist</em> dipresentasikan dalam kategori nilai kriteria. Hasil penelitian ini menunjukkan kesesuaian untuk aspek sarana dan prasarana 78,6% masuk dalam kategori baik menggambarkan kelengkapan dan kelayakan sarana prasarana di apotek serta aspek penyimpanan 86,4% masuk kategori sangat baik menggambarkan kesesuaian sistem penyimpanan. Kedua hasil penelitian tersebut merupakan bukti bahwa penyimpanan obat telah sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku</p> Anita Mursiany, Muhammad Wahyu Ichsanudin, Retnowati Adiningsih Copyright (c) 2025 Anita Mursiany, Muhammad Wahyu Ichsanudin, Retnowati Adiningsih https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/153 Thu, 24 Jul 2025 00:00:00 +0700 Pemahaman Ibu Mengenai Pengelolaan Di Obat Rumah Tangga Di Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/143 <p>Pengelolaan obat di lingkungan masyarakat, khususnya dalam satuan rumah tangga, apabila tidak diikuti dengan pengetahuan yang benar tentang obat akan memicu timbulnya penggunaan yang tidak rasional serta cara penyimpanan yang tidak tepat<strong>. </strong>Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan metode proporsive sampling. Jumlah responden yang mengikuti penelitian ini sebanyak 99 responden. Hasil penelitian menunjukan 66,66% responden sumber mendapatkan obatnya dari apotek. Sebanyak 69,69% responden menyimpan semua jenis obat ke dalam satu wadah, dan sebagian besar responden menyimpan obat golongan keras. Responden mendapatkan infiormasi terkait obat dari membaca brosur pada kemasan. Sebanyak 74,74% responden memilih alasan menyimpan obat karena dapat digunakan kembali, serta ibu yang memili peran dalam penyimpanan obat. Ibu rumah tangga memilih menyimpan obat pada lemari/laci karena lebih dianggap praktis serta ibu rumah tangga cenderung membuang langsung obat tablet ataupun cair langsung ke tempat sampah. Tren penyimpanan obat oleh ibu rumah tangga yang telah dilakukan, didapatkan bahwa penyimpanan obat di laci/lemari memiliki persentase paling tinggi, yaitu sebesar 38,38% responden.</p> Wanda Permatasari, Zamharira Muslim, Dira Irnameria Copyright (c) 2025 Wanda Permatasari, Zamharira Muslim, Dira Irnameria https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/143 Thu, 24 Jul 2025 00:00:00 +0700 Formulasi Sediaan Body Scrub Dari Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) Dan Beras Ketan Putih (Oryza sativa glutinosa) https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/179 <p>Temulawak memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi dan mempunyai khasiat untuk perawatan kulit. Beras ketan putih memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi dan mengandung butiran kasar yang sangat baik untuk mengangkat sel kulit mati serta melembabkan kulit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ektrak temulawak dan beras ketan putih dapat dijadikam formulasi sediaan body scrub. Formulasi body scrub dibuat 4 formula yaitu F0, F1, F2 dan F3. F0 sebagai basis, F1, F2 dan F3 dibuat dengan penambahan ekstrak temulawak masing-masing sebanyak, 3,5 g, 4 g dan 5 g serta ke 4 formula ditambahkan beras ketan putih sebanyak 5 g. Evaluasi sediaan antara lain : uji organoleptis, homogenitas, tipe krim, pH, iritasi dan daya sebar. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sediaan berbentuk semi padat, berwarna kuning, bau khas minyak mawar, homogen, termasuk tipe krim M/A, pH 6 dan daya sebar semua formula belum memenuhi standar. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak temulawak dan beras ketan putih belum dapat diformulasikan menjadi sediaan body scrub.</p> rahmayulis, Cinya Maisyafitri, Ariya Eka Kusuma Copyright (c) 2025 rahmayulis, Cinya Maisyafitri, Ariya Eka Kusuma https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/179 Thu, 31 Jul 2025 00:00:00 +0700 Gambaran Tingkat Pengetahuan Swamedikasi Penggunaan Obat Dismenorea Pada Siswi Kelas 12 SMA Negeri 4 Bukittinggi https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/129 <p>Dismenorea disebut juga dengan kram menstruari atau nyeri menstruasi. Dismenorea merupakan penyakit ringan yang dapat disembuhkan dengan swamedikasi yaitu upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri. Meskipun demikian, pelaksanaan swamedikasi yang tidak tepat juga dapat beresiko terjadinya kesalahan pengobatan (Medication error). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 4 Bukittinggi terhadap swamedikasi obat Dismenore. Desain penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Jumlah sampel sebanyak 57 siswi kelas 12 yang diambil dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebesar 91,2% dan responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 8,8%.</p> Dwi Mulyani, Riki Ranova, Silvia Copyright (c) 2025 Dwi Mulyani, Riki Ranova, Silvia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/129 Thu, 24 Jul 2025 00:00:00 +0700 Pengembangan Produk Pidih Charcoal Dengan Minyak Zaitun Dan Essensial Melati Menggunakan Kemasan Tube Sebagai Kosmetik Tradisional Paes Pada Pengantin https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/160 <p>Dalam proses pembuatan paes terdapat kosmetik yang digunakan yaitu pidih. Pidih biasanya digunakan untuk mewarnai atau menghias dahi dan bagian wajah lainnya sebagai simbol estetika dan sakralitas. Pidih adalah bahan setengah padat berwarna hitam atau hijau yang berfungsi untuk memberi warna pada cengkorongan (Ade Novi et al, 2018). Menurut Murtiadji dan Suwardanidjaja (2012) pidih terbuat dari ramuan jelaga (minyak teplok berbahan kelapa) yang dicampur dengan lilin kote, kulit jeruk purut daun pandan, dan asem. Namun, kosmetika pidih tersebut mengandung minyak yang cukup banyak, sehingga hasil akhir dari kosmetika pidih tampak mengkilap dan mudah luntur apabila tergores. Bahan alami dapat digunakan untuk membuat pidih, selain dapat memanfaatkan hasil alam juga dapat bermanfaat untuk kulit wajah. Bahan-bahan yang daat dimanfaatkan untuk membuat pidih alami yaitu charcoal atau arang aktif yang dicampur dengan minyak zaitun dan esensial melati. Penelitian ini menggunakan Penelitian dan Pengembangan (R&amp;D) dengan model penelitian 4D. . Formula dipilih melalui tahapan uji validasi ahli oleh dua perias yang berdomisili di kota Wates yaitu Ibu Sunarti dan Dwi Puryatno hasil prototype formula 3 dengan hasil validasi tertinggi sebanyak 79% dengan predikat kelayakan layak, pidih memiliki warna hitam pekat dan mengkilat. Produk mudah dihapus menggunakan tissue basah, dan produk layak untuk disebarkan atau dilakukan uji coba kepada pengguna pada pameran produk. Peneliti selanjutnya harus lebih bisa membuat produk sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator, dan juga dapat melakukan uji coba pengguna atau uji laboratorium terkait uji anti iritan/ sensitivitas kulit.</p> Nadya Herweningtyas, Widihastuti Copyright (c) 2025 Nadya Herweningtyas, Widihastuti https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/160 Thu, 31 Jul 2025 00:00:00 +0700 Study Of The Use Of Antihypertensive Drugs In Ischemic Stroke Patients In The Inpatient Care Facilities Of “X” Regional Hospital, Semarang City https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/155 <p><em>Stroke is a sudden brain injury caused by a lack of blood flow and is the leading cause of disability in adults, Symptoms include facial, speech, memory, and vision problems. There are two types of strokes, ischemic and hemorrhagic, with ischemic stroke being the most common.</em> <em>The prevalence of stroke in Central Java places it among the 11 provinces with the highest stroke prevalence rate in Indonesia. The use of antihypertensive therapy that is not suitable for stroke patients has the potential to worsen the situation. This study aims to find out about the use of antihypertensive drugs in terms of age, gender, service status, drug use patterns, and rationality of drug use. </em><em>This research is descriptive, collecting data retrospectively. The sampling method used is purposive sampling. The study results showed that there were 57 male patients (54.80%) and 47 female patients (45.20%). The largest age range of the studied sample was the elderly (46-65 years old), which included 59 patients (56.73%). Most of the patients used BPJS services with a total of 101 patients (97.12%). The most common comorbid disease is hypertension hyperlipidemia was recorded as many as 15 cases (14.15%). The most common type of antihypertensive treatment given was monotherapy from the CCB group with a total of 22 cases (20.75%). From the evaluation of the use of drugs in this study, it was found that 100.00% patient accuracy, 50.94% medication accuracy and dosage accuracy of 49.06%. </em></p> Sulistiyanto, Barry Anggoro, Shelma R.A Copyright (c) 2025 Sulistiyanto, Barry Anggoro, Shelma R.A https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.akfarimambonjol.ac.id/index.php/jfkes/article/view/155 Thu, 24 Jul 2025 00:00:00 +0700