PENGARUH INFUSA DAUN TORBANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) TERHADAP LUKA BAKAR PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus)

Authors

  • Hilmarni Akademi Farmasi Imam Bonjol
  • Novita Serly Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi
  • Farizal Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

DOI:

https://doi.org/10.62018/sitawa.v1i1.4

Abstract

Daun Torbangun telah banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia untuk pengobatan. Kandungan metabolit sekunder dari tumbuhan ini adalah senyawa flavonoid, fenolik, steroid, dan saponin yang bertanggungjawab terhadap aktivitas farmakologi diantaranya antibakteri dan anti radang. Aktifitas  ini dapat membantu proses penyembuhan luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh infusa daun torbangun terhadap luka bakar pada mencit. Penelitian ini menggunakan mencit jantan sebanyak 9 ekor, dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kontrol positif, kontrol negatif, dan kelompok uji. Sampel yang digunakan berupa infusa daun torbangun segar dengan konsentrasi 10% b/v. Luas luka diukur dengan metoda Plannimeter. Hasil penelitian menunjukan pemberian infusa daun torbangun dapat menyembuhkan luka bakar pada hari ke 11, Pemberian Bioplasenton sebagai kontrol positif pada hari ke 13, dan pemberian aqua destilata sebagai kontrol negatif pada hari ke 18. Hasil pengujian statistik menunjukan tidak ada perbedaan luas luka yang signifikan pada hari ke 3 sampai ke 6, dan terdapat perbedaan luas luka yang signifikan pada hari ke 9 sampai ke 15. Analisis uji lanjut menunjukan adanya perbedaan yang signfikan dari kelompok yang digunakan p<0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa daun torbangun dapat mempengaruhi kecepatan penyembuhan luka bakar.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2022-06-14

How to Cite

Hilmarni, Serly, N., & Farizal. (2022). PENGARUH INFUSA DAUN TORBANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) TERHADAP LUKA BAKAR PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus). SITAWA : Jurnal Farmasi Sains Dan Obat Tradisional, 1(1), 9–18. https://doi.org/10.62018/sitawa.v1i1.4